Sabtu, 27 Oktober 2012

Inspirational story about Love and Wisdom (1)

Blog kali ini mungkin tidak sepenuhnya tulisan saya,namun kutipan cerita yang saya kutip dari buku "si cacing dan kotoran kesayangannya". Ceritanya cukup jenaka, realistis dan mampu mengingatkan kita terhadap hal-hal tertentu. Kali ini mengenai cinta dan kebijaksanaan. 



Ceritanya berasal Thailand timur laut

Sepasang pengantin baru tengah berjalan bergandengan tangan di sebuah hutan pada suatu malam musim panas yang indah.seusai makan malam. Mereka sedang menikmati kebersamaan yang menakjubkan tatkala mereka mendengar suara dari kejauhan "Kuek!Kuek!"

"Dengar," kata si istri, "itu pasti suara ayam". 

"Bukan,bukan. Itu suara bebek," kata si suami

"Nggak,aku yakin itu ayam," si istri bersikeras

"Mustahil. Suara ayam itu "Kukuruyuuuk!",bebek itu "Kuek! Kuek! itu bebekmSayang," kata suami dengan disertai gejala-gejala awal kejengkelan

"Kuek!Kuek!" terdengar lagi

"Nah,tuh! Itu suara bebek," kata si suami

"Bukan,sayang....itu ayam! aku yakin betul!" tandas si istri, sembari menghentakkan kaki

"Dengar ya! itu a....da...lah...be...bek,B-E-B-E-K. Bebek!Tahu?!" si suami berkata dengan gusar

"tetapi itu ayam!" masih saja si istri bersikeras

"Itu jelas-jelas bue...bek!Kamu ini...kamu ini...!"

Terdengar lagi suara, "Kuek! Kuek!" sebelum si suami mengatakan sesuatu yang sebaiknya tak dikatakannya

Si istri sudah hampir menangis,"Tetapi itu ayam..."

Si suami melhat air mata yang mengambang di pelupuk mata istrinya, dan akhirnya, teringat kenapa dia menikahinya. Wajahnya melembut dan katanya dengan mesra, "Maafkan aku,sayang. Kurasa kamu benar. Itu memang suara ayam kok."

"Terima kasih, sayang," kata si istri sambil menggenggam tangan suaminya

"Kuek! Kuek!" Terdengar lagi suara di hutan,mengiringi mereka berjalan bersama cinta

Maksud dari cerita ini bahwa si suami akhirnya sadar adalah : Siapa sih yang peduli itu ayam atau bebek? Yang lebih penting adalah keharmonisan mereka, yang membuat mereka dapat menikmati kebersamaan pada malam yang indah itu. Berapa banyak pernikahan yang hancur gara-gara persoalan sepele?Berapa banyak perceraian terjadi karena hal-hal "ayam atau bebek?

Karena kita memahami cerita tersebut,kita akan ingat apa yang menjadi prioritas kita.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Terdapat tiga pertanyaan mendasar dalam hidup yang saya dapat dari buku ini sebagai suatu pedoman kebijaksanaan :

1. Kapankah waktu yang paling penting?
2. Siapakah orang yang paling penting?
3. Apakah hal yang penting untuk dilakukan?

Kita semua tahu jawaban untuk pertanyaan pertama,tapi kita sering melupakannya. Tentu saja, waktu yang paling penting adalah "saat ini". itulah satu-satunya waktu yang kita miliki. Jadi jika kita ingin memberitahu ayah atau ibu, betapa kita menyayangi mereka, betapa berterimakasih karena mereka orang tua kita,lakukanlah sekarang juga. Jangan tunggu besok. bukan lima menit lagi. Sekarang. Lima menit lagi sering kali sudah terlambat. Jika kita perlu meminta maaf terhadap pasangan kita,jangan banyak pikir segala alasam. Lakukan saja sekarang juga. Kesempatan mungkin tak pernah datang kembali. Raih momennya. 

Jawaban untuk pertanyaan kedua benar-benar bermakna mendalam. Hanya sedikit orang yang mampu menjawab dengan benar. Ketika sebagai mahasiswa saya membacanya,jawaban itu telah memutar-mutarkan saya selama berhari-hari. Makna jawabannya tak terbayangkan mendalamnya. Jawabnnya, orang yang paling penting adalah orang yang sedang bersama kita

Komunikasi dan cinta hanya dapat dibagi tatkala seseorang yang bersama kita,tak peduli siapapn merka,adalah orang yang paling penting sedunia bagi kita,pada saat itu. Mereka merasakannya. Mereka mengetahuinya. Mereka menanggapinya. 

Namun, saat terbanyak dalam hidup kita adalah saat kita bersama diri sndiri. Karenanya, orang yang paling penting,orang yang sedang bersama kita, adalah kita. Ada banyak waktu untuk memberikan penghargaan diri kita sendiri. Siapakah orang pertama yang kita sadari saat bangun pagi hari? Diri kita!!Pernahkah kita menyapa,"Selamat pagi diriku. Hari yang cerah!"? Saya melakukannya. Siapakah orang terakhir yang kita sadari saat kita berangkat tidur?Diri kita sendiri lagi!saya mengucapkan selamat malam kepada diri saya,dan memmberikan penghargaan kepada diri saya sendiri pada saat-saat pribadi. 

Jawaban untuk pertanyaan ketiga adalah Peduli. "Peduli" berarti 'berhati-hati' dan 'Memedulikan'. Jawaban itu melukiskan bahwa hal yang terpenting adalah mengerti asal muasal diri. Peduli juga tidak hanya bermakna kepada orang lain,tetapi juga terhadap diri sendiri. Bagaimana kita memperdulikan orang lain disaat kita menghancurkan diri sendiri,berbuatlah semaksimal mungkin untuk orang lain tetapi melihat batasan pada diri kita masing-masing. Banyak kasus kejahatan baik skala kecil maupun besar dilakukan tanpa adanya rasa peduli. Mulai dari sekarang lakukan sesuatu karena kita peduli :)

Semoga dapat menginspirasi yang lain 

Jumat, 12 Oktober 2012

When Dreams, Prayers and Efforts Merged Into One"

Teringat dulu kisah Arai "sang pemimpi" pernah secara langsung memberikan suatu pesannya "Bermimpilah,karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu". Saya termasuk kedalam golongan orang yang tidak percaya terhadap hal-hal seperti itu ataupun quote lainnya yang berhubungan dengan mimpi. Saya lebih suka melihatnya sebagai suatu cita-cita yang secara nyata ada di dalam pikiran untuk menjadi lebih baik, tapi kejadian akhir-akhir ini membuat saya yakin bahwa "mimpi,cita-cita ataupun impian itu merupakan tahapan awal dari pencapaian kesuksesannya". Banyak orang tidak percaya, beranggapan "mustahil bahwa mimpi yang jauh dari kenyataan tersebut bisa benar-benar menjadi kenyataan bahkan kemudian golongan orang tersebut mengubur mimpi-mimpinya dalam-dalam. "let's try first with your dreams, don't leave it but take it with your effort"

Ketika saya ingin masuk ke geologi UGM, saya mencoba mencari tahu terlebih dahulu melalui internet (ingat sekali ketika itu berada di Warnet Juanda bersama teman saya M. Natsir tahun 2008), melhat postingan artikel Geologi UGM mendapatkan juara 1 dalam event Olimpiade Geologi Indonesia,pikiran pertama saya adalah saya tidak salah memilih jurusan teknik geologi di UGM "you are on the right track,di", dan pikiran kedua saya  "bisakah saya seperti mereka?setidaknya migrasi dalam hidup dari math ke geoscience,saya harus seperti mereka!!". Inilah yang selama ini saya sebut sebagai cita-cita penyampaian dipikiran untuk menjadi lebih baik dan semua impian ini diawalin dari harapan. Dalam pencapaian harapan tersebut banyak tantangan dan pastinya "biggest challenge from our self" adalah KONSISTENSI. (it's only one part of my dreams)

Akhirnya selama 4 tahun di Geologi, impian itu malah menjadi semakin berkurang karena geologi itu rumit dan banyak yang lebih kompeten untuk hal tersebut,tapi impian terbesar saya untuk menaikkan derajat keluarga,it's more important than others,setidaknya memberikan yang terbaik selama kuliah walaupun bukan menjadi yang terdepan tetapi "the best of me for my parent" adalah segalanya. TAPI the chance was coming,saya diminta mewakili Geologi UGM dalam event Geology Student Competition yang diselenggarakan oleh GEA ITB. what a wonderful chance but it was in Difficult situation, disisi lain saya selain harus mengorbankan terlambat untuk menggarap Tugas Akhir saya, selain itu we can talk about High Pressure. High pressure diakibatkan sebelumnya mulai dari Geomapping Competition 2011 di UGM, Olimpiade Geologi Indonesia di UNPAD , Geology Competition di UPN, kontingen UGM selalu mendapat juara 1 (3 times a row), kami juga harus "bertandang" ke ITB dimana GSC ITB tahun lalu UGM mendapatkan juara 2 dan ITB juga pastinya akan mengusung proyek "balas dendam" (sedikit mendramatisir). Karena 2008 tidak ada yang berminat,akhirnya saya harus siap untuk berjuang bersama Ahmad Zakariya Al-Anshori (angkatan 2009) dan Sri Mulyani (Angkatan 2010). Menurut saya, mereka memang paling luar biasa di angkatan masing2, tapi untuk saya, masih banyak yang berada di atas saya. 

Karena menyadari kekurangan saya,apalagi saya ditunjuk sebagai ketua tim. Totalitas adalah nomor satu, Skripsi saya benar-benar tinggalkan dan fokus dengan memulai belajar dengan teman-teman beserta dosen-dosen saya yang ahli seperti mahajana hatmanda, Brilian Budi, dan Dimas Bagus (semuanya maestro di bidang mineral), diskusi dengan pak Salahuddin Husein (Geologi struktur), mas Subur (Geologi Minyak Bumi) , Pak Ariffudin Idrus (Endapan Mineral) dan dosen sesepuh stratigrafi yang kami sayangi bapak Wartono Rahardjo (Pengukuran Stratigrafi). Dan siap ataupun tidak siap kami berangkat untuk bertandang pada kompetisi tersebut. 

Dan Alhamdulillah Our dream comes true , We got 1st Winner dalam ajang GEOLOGY STUDENT COMPETITION di ITB dari tanggal 8-15 September 2012








Ada beberapa hal yang harus di garis bawahi dari yang sudah saya ceritakan :

1. Life is about Choices, di dalam hidup kita selalu dihadapkan pada banyak pilihan, gak ada istilah "Best Choice" tapi yang ada bagaimana suatu pilihan yang kita udah buat menjadi pilihan yang terbaik 

2. Life is about dream, effort and prayers. Terkadang kita selalu mundur untuk menggapai cita-cita walaupun sudah berjalan setengah proses, ataupun ketika chance itu datang,baik karena kurang percaya diri ataupun merasa kurang siap atau tidak percaya dengan kemampuan kita,jangan pernah takut yakinlah bahwa kekuatan dari formula "our Dreams + our hard Efforts + our Prayers = best Destination of Our God".(Effort bukan yang setengah-setengah tapi totalitas 100 %),(Prayers bukan sekedar hopes tapi juga perbanyak berdoa,cari waktu disaat yang lain sedang tidak berdoa seperti 1/3 malam terakhir, saat Dhuha time ketika yang lain sedang bekerja and you will get the power of PRAYERS )

3. Life is about Challenges, ketika dihadapkan kepada tantangan baru, Take it, itu akan menjadikanmu better and better. dari satu kejadian ini saya banyak dapat belajar baik mengenai hal tentang geologi dan hidup, itu membuat saya semakin optimis kedepannya, bukan masalah title juara 1 tapi proses yang membuat saya semakin menyadari ini semua (sebelumnya saya termasuk orang yang pesimis mengenai karir ke depan)

Semoga dapat menginspirasi yang lain, dan bisa terus membuat HMTG FT UGM semakin jaya dan berjaya ke depan.Kembali ke cita-cita saya untuk menaikkan derajat orang tua terus menerus berlanjut dan akan terus berlanjut, Cita-cita ini diawalin dengan mimpi untuk berkarir di Oil Industry dan tetap menjadi National Geologist, hingga mencapai suatu mimpi terbesar saya yaitu disaat "Dirut Pertamina" berasal dari Samarinda dan UGM seperti yang saya pernah ucapkan saat Ospek Teknik "Infantri" dan PGL... Can I?? Bismillahirrahmanirrahim